HADIS TENTANG KESEIMBANGAN HIDUP DUNIA AKHERAT
Hadis Riwayat Ibnu Asakir Dari Anas Bin Malik
Hadis Riwayat Ibnu Asakir Dari Anas Bin Malik
a. Redaksi hadis
قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَيْسَ بِخَيْرِكُمْ مَنْ تَرَكَ
دُنْيَاهُ لِأَخِرَتِهِوَلاَ آخِرَتُهُ لِدٌنْيَاهُ حَتَّىّ يُصِيْبَ مِنْهُمَا
جَمِيْعًا فَإِنَّ الدُّنْيَا بَلاَغٌ إِلَى الْآخِرَةِوَلاَ تَكُوْنُوْا كَلاًّ
عَلَى النَّاسِ
b. Terjemah hadis
Dari
Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda : bukanlah suatu kebaikan bagi yang
meninggalkan dunia untuk akhirat, begitupun sebaliknya bukanlah suatu kebaikan
bagi yang meninggalkan akhirat untuk dunia. Dan yang baik adalah adalah bagi
yang mengumpulkan keduanya, sebab sesungguhnya dunia itu jalan untuk menuju
akhirat, dan janganlah kalian menjadi beban untuk orang lain.(HR. Ibnu Asyakir)
c.
Kandungan hadis
Gbr; Hendaknya
mukmin tidak mementingkan urusan akhirat hingga melupakan urusan dunia
|
Hadis di atas menjelaskan tidak akan mendatangkan kebahagiaan, orang
yang hanya mementingkan dunia tanpa memperhatikan akhirat, seperti ungkapan “Tidak
ada kebaikan bagi kalian orang yang meninggalkan dunianya untuk akhiratnya”. Sebaliknya
juga terlarang mementingkan akhirat dengan mengabaikan duniaa, seperti pada
ungkapan “orang yang meninggalkan akhiratnya untuk dunianyasaja sehingga dia
memperoleh keduanya secara bersamaan.”
Jadi kehidupan yang baik adalah kehidupan yang mencakup keduanya, yakni keseimbangan dan keselarasan antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Karena kehidupan dunia merupakan bekal kehidupan kita di akhirat kelak. Jika di dunia kita hiasi dengan perbuatan yamg mulia, tentu hal ininakan menjadi jembatan emas untuk kehidupan ahirat.
d. Hikmah hadis
1) Setiap
muslim dilarang mementingkan kehidupan dunia saja
2) Setiap
muslim dilarang mementingkan kehidupan akhirat saja
3) Setiap
muslim harus seimbang antara kehidupan dunia-akhirat
2. Hadis Riwayat Muslim Dari Abu Hurairah
a. Redaksi hadis
قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَلْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ
وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِيْ كُلٍّ خَيْرٌ اِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ
بِاللهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ: لَوْ أَنِـّيْ
فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ: قَـدَرُ اللهِ
وَمَاشَاءَفَعَلَفَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
b. Terjemah hadis
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, Mukmin yang kuat
lebih baik dan lebih dicintai Allah dari pada Mukmin yang lemah; dan pada
keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan apa yang
bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusanmu)
serta janganlah sekali-kali engkau merasa lemah. Apabila engkau tertimpa
musibah, janganlah engkau berkata, Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak
akan begini dan begitu, tetapi katakanlah, Ini telah ditakdirkan Allâh, dan
Allâh berbuat apa saja yang Dia kehendaki, karena ucapan seandainya akan
membuka (pintu) perbuatan syaitan.(HR.
Muslim)
c. Kandungan hadis
Kekuatan
seseorang muslim itu diukur dari kadar keimananya dan bukan dari segi fisik.
Mukmin yang kuat imannya lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah
imannya kerena
dengan keimananya seorang akan dapat menahan godaan nafsu dan menggunakan
kecerdasanya untuk melaksanakan ajaran Allah.
Sedangkan kekuatan fisik dimungkinkan akan digunakan dalam perbuatan maksiat kepada Allah. Walaupun demikian antara mukmin yang kuat imanya dan lemah imanya, masing-masing mempunyai kebaikan. Mukmin yang lemah imannya masih tetap memiliki kebaikan dan dia tentu saja lebih baik daripada orang kafir.
Seorang mukmin yang kuat kecerdasannya dan memiliki kekuatan dalam menerima dan menyampaikan amanah adalah lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah kecerdasan dan kejujurannya. Sebab, kekuatan intelektual dan kejujuran akan membawa mansuai memilki kedudukan yang tinggi, baik di hadapan Allah maupun di hadapan makhluk.
Gbr; Bangun sikap
optimism bahwa Allah akan mengabulkan doa mereka yang berusaha
|
Hendaklah setiap mukmin sentiasa berfikiran positif dan ingat bahwa segala yang baik itu datangnya dari Allah dan yang buruk itu adalah daripada kelemahan diri kita sendiri.Dan seorang mukmin sangat terlarang berkata jikalau begini atau jikalau begitu setelah melaksanakan suatu perbuatan karena dapat mengurangi keridhaan atas segala ketentuan Allah yang terjadi pada diri seorang mukmin. Bisa jadi hal itu akan membuka peluang bagi setan untuk mengajak menjauh dari Allah.
d. Hikmah hadis
1) Seorang
mukmin yang kuat imanya lebih baik dan lebih dicintai Allah dibanding seorang mukmin yang lemah imanya
2) Seorang
mukmin yang kuat imanya akan memandang positif segala yang dihadapinya
menggunakan daya kecerdasanya
3) Seorang
mukmin hendaknya menerima ketetapan Allah dengan tanpa mengatan jikalau begini
dan begitu
3. Hadis Riwayat Bukhari Dari Zubair Bin Awwam
a. Redaksi hadis
عَنْ الزُّبَيْرِ بْنِ
الْعَوَّامِ :عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ أَحْبُلًا
فَيَأْخُذَ حُزْمَةً مِنْ حَطَبٍ فَيَبِيعَ فَيَكُفَّ اللَّهُ بِهِ وَجْهَهُ
خَيْرٌ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ أُعْطِيَ أَمْ مُنِعَ
b. Terjemah hadis
Gbr; Kerja keras
lebih baik dari berpangku tangan dan berangan-angan
|
c. Kandungan hadis
Potensi-potensi yang dianugerahi Allah harus
dioptimalkan dengan sebaik-baiknya demi keMasalahatan. Salah satu pilar dalam
pembangunan ekonomi adalah pembangunan yang bertumpu pada pembangunan manusia
yang semuanya dalam kerangka ibadah kepada Allah dan kerja keras. Hal ini
seperti mempertegas bahwa kemalasan merupakan pangkal dari kemiskinan.
Usaha apa pun yang dilakukan oleh seseorang dalam mata pencahariannya, selama bukan merupakan hal-hal yang dilarang oleh syari’at pada dasarnya adalah boleh. mencari seikat kayu bakar dan mengikatnya kemudian memikulnya dan menjualnya, seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW pada hadis di atas menjelaskan bahwa itu lebih terhormat dan lebih baik dibandingkan meminta-meminta. Demikian juga telah dinyatakan juga oleh Rasulullah SAW, bahwatangan yang di atas lebih baik dibanding tangan yang di bawah, tangan yang di atas adalah tangan yang memberi, sedangkan tangan yang di bawah adalah tangan peminta.
Islam mengajarkan agar senantiasa hidup mandiri, mencukupi kebutuhannya dengan hasil kucuran keringat sendiri agar hidup dengan jiwa yang mulia dan senantiasa menghindari segala hal yang akan merendahkan martabat dirinya.
d. Hikmah hadis
1) Setiap
muslim hendaknya mempunyai semangat kerja yang tinggi
2) Allah
menghargai semangat kerja setiap muslim walau dengan hasil sedikit
3) Setiap
muslim dilarang mengandalkan belas kasih orang lain dengan meminta-minta
Komentar
Posting Komentar